LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN
Studi Stratifkasi Hutan
Sekunder pada Hutan Kampus UNJA Mendalo
OLEH :
MUHAMMAD ILYAS BAHRI R. (D1D012029)
PROGRAM STUDI : KEHUTANAN
DOSEN PENGAMPU :
Nursanti S.Hut,
M.Si
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jika
kita pergi ke hutan tentunya kita pasti menemukan pohon tinggi-tinggi serta
rapat, sehingga cahaya matahari tidak semua yang masuk menuju lantai hutan.
Selain itu kita akan merasakan suasana sejuk dan tidak sepanas ketika kita
berada langsung di bawah terik matahari.
Perbedaan
antara satu tinggi pohon dengan pohon yang lain karena adanya faktor memenuhi
kebutuhan tumbuhan tersebut yaitu cahaya. Ada juga pohon yang hanya berada
dibawah tajuk pohon-pohon tinggi lainnya, sebab hanya sanpai dibawah tajuk saja
batas tingginya atau kebutuhan cahayanya sudah terpenuhi.
Tinggi
dari berbagai pohon ini pada sebuah kawasan hutan memiliki lapisan-lapisan yang
berbeda-beda mulai lantai hutan hingga pohon yang mendominasi. Lapisan-lapisan
tersebut dinamakan Stratifikasi atau strata, dari strata-strata tersebut dapat
kita jumpai jenis-jenis pohon yang berbeda-beda dan juga jenis hewan yang
berbeda pula. Walaupun demikian hewan yang berada pada strata tertentu tidak
akan berpindah ke strata lain kecuali memenuhi kebutuhan hidupnya seperti
mencari makanan.
Berbeda
hutan heterogen dengan hutan homogen. Hutan homogen seperti Hutan Tanaman
Industru (HTI), hutan ini di dominasi dengan tumbuhan sejenis serta usia yang
sama, sehingga strata dari hutan produksi tidak sebanyak strata hutan
heterogen. Sebab pada hutan heterogen pohon-pohon yang usia berbeda serta
pertumbuhan dari jenis-jenis pohon tertentu dapat mempengaruhi tinggkat strata
dari hutan tersebut.
1.2 Tujuan
Praktikum
Tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui tinggkat strata hutan kampus UNJA Mendalo.
2.
Dapat mengetahui tinggi rata-rata strata hutan Kampus
UNJA Mendalo
3.
Dapat mengetahui
jenis-jenis pohon pada masing-masing tingkat strata.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
mengenai “Studi Stratifkasi Hutan Sekunder pada Hutan Kampus UNJA Mendalo” Mendalo Darat, Kabupaten Muaro Jambi. Materi praktikum
ini dilaksanakan pada tanggal 24 - 29 Oktober
2013, dilakukan pada sore hari.
3.2 Alat dan
Bahan
Adapun
alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1.
Alat tulis
2.
Tali rafia
3.
Clinometer
4.
Meteran 100 m
5.
Kamera
3.3 Prosedur Praktikum
1. Dibuat plot dengan ukuran
10 x 10 m pada areal lahan hutan sekunder dan semak belukar
2. Didicatat jenis dan jumlah flora dan fauna yang
berada pada plot.
3. Diambil sempel tanaman yang tidak diketahui
jenisnya.
4. diukur suhu dan kelembaban pada areal lahan waktu
pagi, siang, dan sore hari
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang dapat di capai pada praktikum ini adalah sebagai berikut
:
A. Ekosistem Hutan Sekunder
No
|
Tanaman/Hewan yang ditemukan
|
Jumlah
|
Klasifikasi
|
1
|
Medang Sendok
|
1
|
Pohon
|
2
|
Muaro Nyelai
|
1
|
Pohon
|
3
|
Medang Kuning
|
1
|
Pohon
|
4
|
Medang Keladi
|
1
|
Pancang
|
5
|
Antui
|
1
|
Tiang
|
6
|
Kepala tupai
|
5
|
|
7
|
Liana
|
banyak
|
|
8
|
Semut
|
Banyak
|
Serangga
|
9
|
Nyamuk
|
banyak
|
Serangga
|
10
|
Laba-laba
|
1
|
Artrophoda
|
11
|
Kumbang
|
1
|
Serangga
|
B.
Ekosistem Semak Belukar
No
|
Tanaman/Hewan yang ditemukan
|
Jumlah
|
Klasifikasi
|
1
|
Senduduk (Melastoma malabathricum)
|
27
|
perdu
|
2
|
Tebu gajah
|
19
|
|
3
|
Ilalang
|
1
|
semak
|
4
|
Paku pakuan
|
Banyak
|
Paku-pakuan
|
5
|
Lalang (Imperata cylindrica)
|
Banyak
|
Semak
|
6
|
Tumbuhan 1
|
1
|
Perdu
|
7
|
Tumbuhan 2
|
1
|
Perdu
|
8
|
Sejenis putri
malu
|
1
|
Semak
|
9
|
Rumput liar
|
banyak
|
Rumput-rumputan
|
C. Perbedaan suhu dan kelembaban ekosistem hutan sekunder
dan ekosistem semak belukar
waktu
|
Suhu
|
|
Kelembaban
|
||
Ek. hutan sekunder
|
Ek. Semak
|
Ek. hutan sekunder
|
Ek. Semak
|
||
Pagi
|
26oC
|
28oC
|
80%
|
80%
|
|
Siang
|
31oC
|
34oC
|
58%
|
49%
|
|
Sore
|
30oC
|
32oC
|
68%
|
62%
|
4.2 Pembahasan
Dalam praktikum ini,
pengamatan dilakukan pada ekosistem Hutan Sekunder yaitu lingkugan hutan kampus
Unja Mendalo, serta ekosistem semak belukar disekitar lahan pertanian Unja
Mendalo.
Hasil yang dari praktikum ini yaitu berbedanya ekosistem
hutan sekunder dengan ekosisten semak belukar. Flora dan fauna juga berbeda
pada setiap ekosistem. Pada ekosistem hutan sekunder terdapat tumbuhan besar
seperti medang sendok, tetapi pada ekosistem semak belukar tidak terdapat
tumbuhan besar.
Ekosistem hutan sekunder
memiliki lapisan-lapisan yang bisa disebut tegakan. Terdapat hingga canopy
layer dari tegakan-tegakan yang dibangun oleh tumbuhan-tumbuhan yang hidup pada
hutan sekunder. Lapisan bawah dari hutan sekunder tidak ditumbuhi begitu banyak
tumbuhan, hanya seresah daun saja mengering yang melapisi lantai hutan.
Pada ekosistem semak
belukar. Dapat dijumpai tumbuhan yang mendominasi adalah jenis-jenis pioner
yang tahan terhadap tanah gersang serta cahaya matahari. Tidak ada pohon-ponon
besar tumbuh pada ekosistem semak belukar. Lantai dari ekosistem semak dapat
menyebabkan kaki terkena goresan-goresan rumput yang memiliki duri-duri pada
daun tumbuhan-tumbuhan semak.
Keadaan lingkungan pada
ekosistem semak tentunya berbeda dengan ekosistem hutan sekunder. Suhu lebih
rendah pada ekosistem hutan daripada ekosistem semak. Hal ini dikarenakan
cahaya matahari tidak langsung masuk ke lantai hutan sekunder. Tetapi bila
seseorag berdiri pada lahan semak cahaya dapat langsung mengenai orang
tersebut, sehingga panas terasa. Begitu juga kelembaban semakin tinggi suhu
tentunya semakin rendah kelembaban, hal ini terjadi pada kedua ekosistem yang
diamati. Ekosistem hutan dengan suhu rendah memiliki kelembaban yang tinggi
pada pagi hari yaitu 80%-90% .
Hewan yang mendominasi
pada hutan sekunder ialah nyamuk yang suka pada tempat lembab dan kering,
terhindar dari cahaya matahari. Sedangkan pada semak tidak ditemukan nyamuk
karena tempatnya yang lebih panas dari hutan sekunder.
BAB V
KESIMPULAN
1. Tumbuhan yang dijumpai pada
ekosistem hutan sekunder berbeda dengan tumbuhan ekosistem semak, pada
ekosistem hutan terdapat tumbuhan berkayu yang tingginya mecapat 20-30 m,
sedangkan pada ekosistem semak hanya perdu dan semak yang ditemukan.
2. Lantai hutan dengan lantai semak juga berbeda, hutan
memiliki lantai yang dipenuhi serasah dan dedaunan yang telah gugur sedangkan
semak terdapat rumput-rumput bergdaun duri sehingga dapat melukai kaki
seseorang.
3. Keadaan lingkungan dan suhu pada hutan lebih sejuk
dibandingkan dengan suhu pada sema, serta kelembaban hutan lebih tinggi dari
kelembaban semak.
SARAN
1. Dalam melakukan pengamatan ke lapangan jangan lupa
menggunakan pengaman supaya terjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Saling menjaga satu dengan yang lainnya bila dalam
masalah dan jangan merusak ekosistem yang diamati karena dapat mengganggu
jaring-jaring makanan.
DAFTAR
PUSTAKA
Parjatmo, Widjaja. 1987. Biologi Umum I. Bandung: Angkasa.
Rahardjanto. 2001. Ekologi Tumbuhan. Malang: UMM.
Saktiyono. 1999. Biologi.
Jakarta: Erlangga.
Tim Dosen Pembina. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar.
Jember: Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Jember.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
HUTAN SEKUNDER
Ekosistem Semak belukar
0 komentar:
Posting Komentar