LAPORAN
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MUAI
PANJANG BENDA PADAT
Disusun Oleh
Kelompok IV
v
TYAS PAHLAWAN D1D012024
v
M IQBAL AQUAMAL D1D012025
v
DHEA AGNES SANTIA R D1D012026
v
JHONSON FRAYDI SIANTURI D1D012027
v
FREDY ALMI SAPUTRA D1D012028
v
MUHAMMAD ILYAS BAHRI R D1D012029
v
MELY AZRIAH D1D012030
Program
Studi : KEHUTANAN I
Dosen
Pengampu : Drs. Nazri MZ M.S
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
MUAI
PANJANG BENDA PADAT
I. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
- Menentukan koefisien muai panjang
beberapa jenis logam
- Dapat mengukur seberapa besar
pertambahan panjang beberapa logam apabila dipanaskan
2.1 Prinsip Teori
Pemuaian terjadi ketika zat dipanaskan (menerima
kalor), partikel-partikel zat bergetar lebih cepat sehingga saling menjauh dan
benda memuai. Sebaliknya, ketika zat didinginkan (melepas kalor)
partikel-partikel zat bergetar lebih lemah sehingga saling mendekati dan benda
menyusut.
Muai panjang berbagai zat
padat diselidiki dengan alatMusschenbrock. Dengan alat ini ditemukan
bahwa muai panjang zat padat bergantung pada tiga faktor:
panjang awal (lo) : makin besar panjang awal, maka makin besar muai
panjang
kenaikan suhu (DT): makin besar
kenaikan suhu, maka makin besar muai panjang
jenis bahan.
Pemuaian zat cair mengikuti bentuk wadahnya sehingga zat cair hanya mengalami muai volume
saja. Muai volume zat cair juga bergantung pada jenis zat cair, yang dinyatakan
oleh besaran koefisien muai volumnya. Telah diketahui bersama bahwa kenaikan
suhu yang sama, volume alkohol lebih besar daripada muai volume raksa.
Termometer raksa
menunjukkan bahwa untuk kenaikan suhu yang sama, muai volume zat
cair (raksa) lebih besar daripada muai volume zat padat (pipa
kapiler dari kaca). Dalam keseharian, jika teko berisi air hampir penuh
dipanaskan, maka ketika mendidih sebagian air tumpah dari teko.
Pemuaian zat gas diselidiki dengan alat dilatometer. Diperoleh nilai koefisien muai untuk
semua jenis gas sama, yaitu 1/273 /K atau 0,00367/K. Muai gas dapat
dimanfaatkan termometer gas.
Masalah pemuaian zat dapat kita lihat dapat kehidupan sehari-hari, misalnya retaknya gelas tebal
ketika diisi air mendidih. Ini karena sisi dalam gelas memuai lebih dahulu
daripada sisi luarnya. Beberapa cara untuk mengatasi masalah-masalah yang
disebabkan oleh pemuaian zat adalah: (1) ukuran bingkai kaca lebih besar
daripada ukuran kaca, (2) sambungan antara dua batang rel diberi celah, (3)
salah satu ujung jembatan yang memuai diberi celah, (4) sambungan antara dua
lintasan jalan beton diberi celah, (5) kawat telepon atau kawat listrik
dibiarkan kendor pada hari panas agar tidak putus ketika menyusut pada hari
dingin.
Manfaat pemuaian zat dalam kehidupan sehari-hari antara lain: (1) termometer zat cair (raksa dan
alkohol), (2) termometer gas, (3) pengelingan pelat logam, (4) pemasangan roda
pada ban baja lokomotif atau pemasangan bingkai besi pada roda sado/pedati.
Keping bimetal adalah dua keping logam yang berbeda koefisien muai panjang dikeling
menjadi satu. Jika dipanaskan, keping melengkung ke arah yang koefisien muainya
lebih kecil dan jika didinginkan, keping melengkung ke arah logam yang
koefisien muainya lebih besar. Sifat pelengkungan keping bimetal yang peka
terhadap perubahan suhu dimanfaatkan pada saklar termal, termostat bimetal, dan
lampu rem mobil.
II.
METODOLOGI PRAKTIKUM
1.2. WAKTU dan
TEMPAT
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Kamis, 4 April 2013, pukul 08.00 – 09.30 WIB, bertempat
di Laboratrium Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi.
2.2 ALAT dan
BAHAN
a.
ALAT
:
Alat yang
digunakan dalam praktikum ini meliputi :
1. Moechen Broke
2. Lampu spritus
3. Mistar 30 cm
4. Termometer
5. Serbet
6. Penjepit
7. Batang besi
8. Kuningan
9. Korek api
10. Air
3.3 PROSEDUR KERJA
1.
Disiapkan
alat-alat dan perlengkapan lainnya dalam keadaan bersih dan kering
2.
Diukur panjang
dari masing-masing logam (Lo) yang ingin dipanaskan dan diletakkan
pada alat moeschen broek
3.
Dicatat berapa
suhu kamar atau suhu logam tersebut sebagai suhu awal (T1)
4.
Dinyalakan lampu
spiritus, dimana pada masing-masing logam telah ditempelkan termometer untuk
mengontrol suhu sebagai pertambahan panjang ()
logam
5.
Diamati skala
pada alat disaat telah menunjukkan 40o dan 50o C T2
6.
Dilakukan
pengulangan sebanyak 2x disetiap logam
7.
Dibuat hasil
pengamatan pada tabel
III. HASIL,
TUGAS dan PEMBAHASAN
1.3 HASIL DATA
PENGAMATAN
Adapun hasil yang diperoleh setelah dilakukan percobaan
NO
|
Obyek
|
Lo
(cm)
|
T1
(oC)
|
T1
(oC)
|
PEMBACAAN
SKALA
I
(10-3mm)
Ulangan 1 Lt Ulangan 2 Lt
|
|||
1
|
Aluminium
|
20,9
|
29
|
40
50
|
0,9
10,3
|
21,2
|
10
14
|
21
|
2
|
Kuningan
|
20,4
|
29
|
40
50
|
10
14
|
20,6
|
0,9
13
|
20,5
|
2.3 TUGAS
a. Hitunglah koefisien
muai panjang masing-masing logam berdasarkan rumus yang ada
b. Bandingkan hasil
yang anda peroleh dengan muai panjang yang ada pada literatur
c. Buatlah kesimpulan
dari apa yang telah diperoleh
3.3 PEMBAHASAN
a. Dihitung koefisien
muai panjang logam
untuk aluminium suhu 40o
untuk aluminium suhu 50o
untuk kuningan suhu 40o
untuk kuningan suhu 50o
IV. KESIMPULAN
1. Pemuaian
adalah bertambah ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau
bertambah ukuran suatu benda dikarenakan benda tersebut
menerima kalor.
2. Semakin panas suhu yang diberikan pada aluminium atau
besi akan membuat besi tersebut bertambah panjang .
3. Ilmu tentang pemuaian panjang suatu benda atau zat sangat
berpengaruh pada kehidupan, seperti pemuaian pada rel kereta api.
4. Pemuaian bukan hanya terjadi pada zat padat seperti besi,
tetapi dapat terjadi pada zat cair atau gas.
5. Rumus untuk pemuaian panjang dapat dinyatakan
Lt=Lo (1+α ∆t)
∆L=Lo α ∆t
1 komentar:
terimakasih
Posting Komentar