LAPORAN
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
VISKOMETER
STOKES
Disusun Oleh
Kelompok IV
v
TYAS PAHLAWAN D1D012024
v
M IQBAL AQUAMAL D1D012025
v
DHEA AGNES SANTIA R D1D012026
v
JHONSON FRAYDI SIANTURI D1D012027
v
FREDY ALMI SAPUTRA D1D012028
v
MUHAMMAD ILYAS BAHRI R D1D012029
v
MELY AZRIAH D1D012030
Program
Studi : KEHUTANAN I
Dosen
Pengampu : Drs. Nazri MZ M.S
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
VISKOMETER
STOKES
I. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
- Mengetahui apa yang dimaksud dengan viskositas
- Menentukan koefisien viskositas
beberapa minyak pelumas
2.1 Prinsip Teori
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan
oleh fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida.
Besarnya gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair.
Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak
didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya
kohesi antar partikel zat cair (Anonim, 2009).
Viskositas
dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara
molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah
mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan
yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Anonim, 2009).
Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan
besar dan kecilnya tahan dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai
viskositas rendah, misalnya air mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan yang
lebih kecil dibandingkan dengan fluida yang mempunyai viskositas yang lebih
besar (Anonim, 2010).
Gejala ini dapat dianalisis dengan mengintrodusir suatu besaran yang disebut kekentalan atau viskositas (viscosity). Oleh karena itu, viskositas berkaitan dengan gerak relatif antar bagian-bagian fluida, maka besaran ini dapat dipandang sebagai ukuran tingkat kesulitan aliran fluida tersebut. Makin besar kekentalan suatu fluida makin sulit fluida itu mengalir (Anonim, 2010).
Gejala ini dapat dianalisis dengan mengintrodusir suatu besaran yang disebut kekentalan atau viskositas (viscosity). Oleh karena itu, viskositas berkaitan dengan gerak relatif antar bagian-bagian fluida, maka besaran ini dapat dipandang sebagai ukuran tingkat kesulitan aliran fluida tersebut. Makin besar kekentalan suatu fluida makin sulit fluida itu mengalir (Anonim, 2010).
Adanya zat terlarut makromolekul
akan menaikkan viskositas larutan. Bahkan pada konsentrasi rendahpun, efeknya
besar karena molekul besar mempengaruhi aliran fluida pada jarak yang jauh.
Viskositas intrinsik [h] merupakan analog dari koefisien virial (dan
mempunyai dimensi 1/konsentrasi), (Atkins, 1996: 242).
Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks
hambatan alir cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran
cairan yang melalui tabung berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu
cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas (Bird,
1987: 57).
Aliran cairan dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe. Yang
pertama adalah aliran “laminar” atau aliran kental, yang secara umum
menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil.
Aliran yang lain adalah aliran “turbulen”, yang menggambarkan laju aliran yang
besar melalui pipa dengan diameter yang lebih besar (Dogra, 1990: 209).
Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode, yaitu
viskometer Oswald : waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya sejumlah
tertentucairan dicatat, dan h dihitung dengan hubungan
h = (" p" (ΔP) R^4 t)/8Vl
Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan
membandingkan laju cairan dengan laju aliran yang koefisien viskositasnya
diketahui. Hubungan itu adalah
h_1/h_2 = (d_1 t_1)/(d_2 t_2 )
(Dogra, 1990: 211).
Viskositas diukur dengan beberapa cara. Dalam “viskometer
Oswald”, waktu yang diperlukan oleh larutan untuk melewati pipa dicatat, dan
dibandingkan dengan sampel standar. Metode ini cocok untuk penentuan (h), karena perbandingan viskositas larutan dan
pelarut murni, sebanding dengan waktu pengaliran t dan t* setelah dikoreksi
untuk perbedaan rapatan ρ dan ρ*
h/h= t/t^* x ρ/ρ^*
(Atkins, 1996: 242).
Dalam menafsirkan pengukuran viskositas, banyak terdapat
kerumitan.kebanyakan pengukuran (tidak semuanya) didasarkan pada pengamatan
empiris, dan penentuan massa molar biasanya didasarkan pada pembandingan dengan
sampel standar (Atkins, 1996: 242).
Salah satu kerumitan dalam pengukuran dalam pengukuran
intensitas adalah: dalam beberapa kasus, ternyata fluida itu bersifat
non-Newtonian, yaitu viskositasnya berubah saat laju aliran bertambah.
Penurunan viskositas dengan bertambahnya laju aliran menunjukkan adanya molekul
seperti batang panjang, yang terorientasi oleh aliran itu, sehingga saling
meluncur melewati satu sama lain dengan lebih bebas. Dalam beberapa kasus,
tekanan yang disebabkan oleh aliran menjadi sangat besar, sehingga molekul
panjang terputus-putus. Ini membawa konsekuensi lebih lanjut pada viskositas
(Atkins, 1996: 242).
Pada
viskometer Oswald, yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah
tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan
oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan sebenarnya, sejumlah tertentu
cairan (misalnya 10 cm3, bergantung pada ukuran viskometer) dipipet ke dalam
viskometer. Cairan kemudian diisap melalui labu pengukur dari viskometer sampai
permukaan cairan lebih tinggi dari batas “a”. Cairan kemudian dibiarkan turun.
Ketika permukaan cairan turun melewati batas “a”, stopwatch mulai dinyalakan
dan ketika cairan melewati batas “b”, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang
dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara “a” dan “b” dapat ditentukan.
Tekanan P merupakan perbedaan tekanan antara kedua ujung pipa U dan besarnya
diasumsikan sebanding dengan berat jenis cairan (Bird, 1987: 57).
Menurut Anonim (2010), alat yang dipakai untuk menentukan
Viskositas dinamakanViskometer. Ada beberapa jenis viskometer, yaitu :
Viscometer Ostwald
Viscometer Lehman
Viscometer bola jatuh dari Stokes
Nilai viscositas Lehman didasarkan pada waktu kecepatan alir
cairan yang akan diuji atau dihitung nilai viscositasnya berbanding terbalik
dengan waktu kecepatan alir cairan pembanding, dimana cairan pembanding yang
digunakan adalah air (Anonim, 2010).
Menurut Anonim (2010), Viscometer bola jatuh–Stokes. Terhadap
sebuah benda yang bergerak jatuh didalam fluida bekerja tiga macam gaya, yaitu
:
Gaya gravitasi atau gaya berat (W). gaya inilah yang menyebabkan benda bergerak ke bawah dengan suatu percepatan.
Gaya gravitasi atau gaya berat (W). gaya inilah yang menyebabkan benda bergerak ke bawah dengan suatu percepatan.
Gaya apung (buoyant force) atau gaya Archimedes (B). arah gaya
ini keatas dan besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda
itu.
Gaya gesek (Frictional force) Fg, arahnya keatas dan besarnya.
Gaya gesek (Frictional force) Fg, arahnya keatas dan besarnya.
II.
METODOLOGI PRAKTIKUM
1.2. WAKTU dan
TEMPAT
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Kamis, 11 April 2013, pukul 08.00 – 09.30 WIB, bertempat
di Laboratrium Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi.
2.2 ALAT dan
BAHAN
a.
ALAT
:
Alat yang
digunakan dalam praktikum ini meliputi :
1. Gelas ukur 250 ml 2 buah
2. Bola plastik ukuran kecil
3. Mistar 30 cm
4. Oli ukuran SAE 20
5. Oli ukuran SAE 40
6. Penjepit
7. Micrometer scrup
8. Stopwach
9. Neraca
10. Saringan plastik
3.3 PROSEDUR KERJA
1.
Diukur massa dari oli ukuran SAE 20 pada gelas A dan SAE 40 pada gelas B
2.
Diukur jari-jari bola dengan micrometer scrup lalu ditimbang beratnya dengan
neraca
3.
Diberikan tanda dan diukur jarak yang akan ditempuh bola pada alat ukur (d)
4.
Dijatukan bola perlahan-lahan pada gelas ukur A dan dicatat waktunya dengan
memakai stopwach, untuk jarak (d) yang telah diberi tanda dilakukan sebanyak 3
x pengulangan
5.
Diulangi bagian 4 pada gelas B
6.
Dibuat hasil pengamatan dalam tabel
III. HASIL,
TUGAS dan PEMBAHASAN
1.3 HASIL DATA
PENGAMATAN
Adapun hasil yang diperoleh setelah dilakukan percobaan
NO
|
Obyek
|
Massa
(gr)
|
Volume
(ml)
|
Jarak
(cm)
|
Waktu
(detik)
|
Massa
Bola
(gr)
|
Jari-jari
bola
(cm)
|
1
|
Oli
SAE 20
|
229,05
|
250
|
15
|
T1 =
22,4
T2 =
23
T3 =
21,2
|
0,1
|
0,29
|
2
|
Oli
SAE 40
|
228,95
|
250
|
15
|
T1 =
19,2
T2 =
19,8
T3 =
20
|
0,1
|
0,29
|
2.3 TUGAS
a. Apa yang dimaksud
dengan koefisien viscositas suatu zat
b. Hitunglah koefisien
visikositas ( kekentalan ) oli SAE 20 dan SAE 40
3.3 PEMBAHASAN
a. apa yang dimaksud dengan viskositas
Viskositas
merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam
fluida. Semakin besar viskositas (kekentalan) fluida, maka semakin sulit suatu
fluida untuk mengalir dan juga menunjukkan semakin sulit suatu benda bergerak
di dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya
kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai
akibat tumbukan antara molekul gas. Zat cair lebih kental (viskositasnya)
daripada gas, sehingga untuk mengalirkan zat cair diperlukan gaya yang lebih
besar dibandingkan dengan gaya yang diberikan untuk mangalirkan gas.
b.
Dihitung
koefisien oli
Koefisien oli SAE 20
Koefisien oli SAE 40
Jadi, koefisien OLI SAE
20 adalah
Dan koefisien OLI SAE
40 adalah
IV. KESIMPULAN
1. Viskositas air adalah suatu ukuran kekentalah zat yang
masing-masing zat berbeda.
2. Semakin kental zat cair semakin lambat
suatu benda melaju pada zat cair.
3. Rumus
yang digunakan untuk mengukur viskositas zat cair adalah
4. Setelah
dikutahui viskositas oli sae 20 adalah dan viskositas oli sae 40 adalah
0 komentar:
Posting Komentar