Kamis, 20 Maret 2014

Studi Keanekaragaman Flora serta Iklim Mikro pada Ekosistem Hutan & Ekosistem Semak Belukar di UNJA Mendalo

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN
Studi Keanekaragaman Flora & Iklim Mikro pada Ekosistem Hutan & Ekosistem Semak Belukar di UNJA Mendalo




OLEH : KELOMPOK 10

1.       MUHAMMAD ILYAS BAHRI R.                                  (D1D012029)
2.       FEBRI MENDELITA                                                       (D1D012039)
3.       IRA NATASYA CAROLINE H                                       (D1D012047)



PROGRAM STUDI      : KEHUTANAN


DOSEN PENGAMPU   :              Nursanti S.Hut, M.Si
                                               



FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

            Suatu tempat abiotik yang terdapat macam mahluk hidup pada waktu tertentu adalah sebuah ekosistem. Adanya interaksi antara makluk hidup dan lingkungannya, yang saling memberikan timbal-balik antar keduanya. Bila salah satu dari kedua tidak dapat mengakibatkan gangguan pada ekosistem tersebut.
            Banyak jenis dan ragam ekosistem di dunia ini. Mulai dari ekosistem hutan primer sampai ekosistem hutan gundul. Komposisi dari masing-masing ekosistem tentu berbeda, baik itu fauna maupun floranya. Begitu juga komposisi abiotik di ekosistem tersebut, ada yang tanahnya kering, tergenang, lembab, dan sebagainya termasuk suhu, cahaya dan kelembaban.
            Pada  praktikum ekologi hutan ini, dilakukan pengamatan pada hutan sekunder, sebab hutan primer saat sekarang ini sangat susah dijumpai, bilapun ada lokasi yang dituju sangatlah jauh. Hutan sekunder merupakan hutan yang pernah mengalami gangguan tidak seperti semula yang lapisan bawah hutan dipenuhi serasah-serasah pohon tapi hutan sekunder yang lantai bawahnya sudah ditanama semak-semak yang tidak terlalu banyak.
            Pengamatan kedua dilakukan pada ekosistem semak belukar. Ekosistem ini telah ditumbuhi oleh tanaman pionir-pionir yang mampu tahan terhadap paparan sinar matahari. Dari ekosistem hutan sekunder dan ekosistem semak belukar tentu berbeda baik itu flora maupun faunanya.

1.2  Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui ekosistem hutan sekunder dan ekosistem semak
2.      Dapat mengetahui populasi dan keadaan ekosistem hutan sekunder dan ekosistem semak
3.      Dapat mengetahui suhu dan kelembaban mikro ekosistem hutan sekunder dan ekosistem semak.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Istilah ekosistem pertama kali dikemukakan oleh Transley (1935). Ia mengemukakan bahwa hubungan timbal balik antara komponen biotik (tumbuhan, hewan, manusia mikroba) dengan komponen abiotik (cahaya, udara, air, tanah, dsb) di alam. Sebenarnya merupakan hubungan komponen yang membentuk system. Ini berarti dalam struktur maupun fungsi komponen-komponen tadi adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai konsekuensinya apabila salah satu komponen terganggu, maka komponen lainnya secara cepat atau lambat akan terpengaruh. Sistem alam ini disebut sistem ekologi, yang kemudin disingkat dan menjadi lebih dikenal ekosistem (Rahardjanto, 2001: 98).
Dalam suatu ekosistem terdapat komponen yang merupakan satuan makhluk hidup, meliputi individu, populasi, komunitas, dan lingkungan. Individu adalah makhluk hidup tunggal. Satu ekor ikan atau satu ekor kambing disebut sebagai individu. Populasi adalah sekelompok organisme satu spesies atau sekumpulan individu yang mendiami suatu tempat dan menetap di daerah tersebut. Misalnya semua ikan yang hidup di kolam disebut populasi ikan. Sedangkan komunitas adalah kumpulan dari beberapa populasi makhluk hidup yang mendiami suatu daerah tertentu. Diantara komunitas lebih ditekankan pada makhluk hidup yang menghuni suatu tempat. Sedangkan ekosistem penekanannya lebih pada pengertian hubungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungannya (Parjatmo, 1987).
Berdasarkan proses terjadinya, ekosistem dibedakan atas 2 macam yaitu ekosistem yang terbentuk secara alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alaimi tanpa campur tangan manusia. Misalnya laut, hutan, dan sungai. Ekosistem buatan adalah ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia, missal aquarium, waduk, dan kolam (Saktiyono, 1999).
Berdasarkan sistem energinya, ekosistem dibedakan menjadi 2 yaitu ekosistem tertutup dan ekosistem terbuka. Sedangkan berdasarkan habitatnya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem daratan (hutan, padang rumput, semak belukar, ekosistem tegalan) dan ekosistem perairan (tawar, payau, asin) (Tim Dosen Pembina, 2012: 44).






           






























BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

            Praktikum mengenai “Studi Keanekaragaman Flora & Iklim Mikro pada Ekosistem Hutan & Ekosistem Semak Belukar di UNJA Mendalo” ini sekitar Hutan dan sekitar lahan pertanian Universitas Jambi, Mendalo Darat, Kabupaten Muaro Jambi. Materi praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 3 Oktober 2013, dimulai pada pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 11.40 WIB. Kemudian dilanjutkan pengamatan lapangan selama lima hari.

3.2  Alat dan Bahan
                Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

1.      Alat tulis
2.      Tali rafia
3.      Thermo-higro meter
4.      Kamera




3.3 Prosedur Praktikum
1. Dibuat plot dengan ukuran 10 x 10 m pada areal lahan hutan sekunder dan semak belukar
2. Didicatat jenis dan jumlah flora dan fauna yang berada pada plot.
3. Diambil sempel tanaman yang tidak diketahui jenisnya.
4. diukur suhu dan kelembaban pada areal lahan waktu pagi, siang, dan sore hari


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
          Adapun hasil yang dapat di capai pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

A.    Ekosistem Hutan Sekunder
No
Tanaman/Hewan yang ditemukan
Jumlah
Klasifikasi
1
Medang Sendok
1
Pohon
2
Muaro Nyelai
1
Pohon
3
Medang Kuning
1
Pohon
4
Medang Keladi
1
Pancang
5
Antui
1
Tiang
6
Kepala tupai
5

7
Liana
banyak

8
Semut
Banyak
Serangga
9
Nyamuk
banyak
Serangga
10
Laba-laba
1
Artrophoda
11
Kumbang
1
Serangga


B.     Ekosistem Semak Belukar
No
Tanaman/Hewan yang ditemukan
Jumlah
Klasifikasi
1
Senduduk (Melastoma malabathricum)
27
perdu
2
Tebu gajah
19

3
Ilalang
1
semak
4
Paku pakuan
Banyak
Paku-pakuan
5
Lalang (Imperata cylindrica)
Banyak
Semak
6
Tumbuhan 1
1
Perdu
7
Tumbuhan 2

1
Perdu
8
Sejenis putri malu
1
Semak
9
Rumput liar
banyak
Rumput-rumputan


C.     Perbedaan suhu dan kelembaban ekosistem hutan sekunder dan ekosistem semak belukar

waktu
Suhu

Kelembaban
Ek. hutan sekunder
Ek. Semak
Ek. hutan sekunder
Ek. Semak
Pagi
26oC
28oC
80%
80%
Siang
31oC
34oC
58%
49%
Sore
30oC
32oC
68%
62%


4.2 Pembahasan

          Dalam praktikum ini, pengamatan dilakukan pada ekosistem Hutan Sekunder yaitu lingkugan hutan kampus Unja Mendalo, serta ekosistem semak belukar disekitar lahan pertanian Unja Mendalo.
            Hasil yang dari praktikum ini yaitu berbedanya ekosistem hutan sekunder dengan ekosisten semak belukar. Flora dan fauna juga berbeda pada setiap ekosistem. Pada ekosistem hutan sekunder terdapat tumbuhan besar seperti medang sendok, tetapi pada ekosistem semak belukar tidak terdapat tumbuhan besar. 
            Ekosistem hutan sekunder memiliki lapisan-lapisan yang bisa disebut tegakan. Terdapat hingga canopy layer dari tegakan-tegakan yang dibangun oleh tumbuhan-tumbuhan yang hidup pada hutan sekunder. Lapisan bawah dari hutan sekunder tidak ditumbuhi begitu banyak tumbuhan, hanya seresah daun saja mengering yang melapisi lantai hutan.
            Pada ekosistem semak belukar. Dapat dijumpai tumbuhan yang mendominasi adalah jenis-jenis pioner yang tahan terhadap tanah gersang serta cahaya matahari. Tidak ada pohon-ponon besar tumbuh pada ekosistem semak belukar. Lantai dari ekosistem semak dapat menyebabkan kaki terkena goresan-goresan rumput yang memiliki duri-duri pada daun tumbuhan-tumbuhan semak.
            Keadaan lingkungan pada ekosistem semak tentunya berbeda dengan ekosistem hutan sekunder. Suhu lebih rendah pada ekosistem hutan daripada ekosistem semak. Hal ini dikarenakan cahaya matahari tidak langsung masuk ke lantai hutan sekunder. Tetapi bila seseorag berdiri pada lahan semak cahaya dapat langsung mengenai orang tersebut, sehingga panas terasa. Begitu juga kelembaban semakin tinggi suhu tentunya semakin rendah kelembaban, hal ini terjadi pada kedua ekosistem yang diamati. Ekosistem hutan dengan suhu rendah memiliki kelembaban yang tinggi pada pagi hari yaitu 80%-90% .
            Hewan yang mendominasi pada hutan sekunder ialah nyamuk yang suka pada tempat lembab dan kering, terhindar dari cahaya matahari. Sedangkan pada semak tidak ditemukan nyamuk karena tempatnya yang lebih panas dari hutan sekunder.




BAB V
KESIMPULAN

1.      Tumbuhan yang dijumpai pada ekosistem hutan sekunder berbeda dengan tumbuhan ekosistem semak, pada ekosistem hutan terdapat tumbuhan berkayu yang tingginya mecapat 20-30 m, sedangkan pada ekosistem semak hanya perdu dan semak yang ditemukan.
2.      Lantai hutan dengan lantai semak juga berbeda, hutan memiliki lantai yang dipenuhi serasah dan dedaunan yang telah gugur sedangkan semak terdapat rumput-rumput bergdaun duri sehingga dapat melukai kaki seseorang.
3.      Keadaan lingkungan dan suhu pada hutan lebih sejuk dibandingkan dengan suhu pada sema, serta kelembaban hutan lebih tinggi dari kelembaban semak.


SARAN

1.      Dalam melakukan pengamatan ke lapangan jangan lupa menggunakan pengaman supaya terjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan.
2.      Saling menjaga satu dengan yang lainnya bila dalam masalah dan jangan merusak ekosistem yang diamati karena dapat mengganggu jaring-jaring makanan.








DAFTAR PUSTAKA

Parjatmo, Widjaja. 1987. Biologi Umum I. Bandung: Angkasa.
Rahardjanto. 2001. Ekologi Tumbuhan. Malang: UMM.
Saktiyono. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Tim Dosen Pembina. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Jember.


















LAMPIRAN DOKUMENTASI
                HUTAN SEKUNDER







                Ekosistem Semak belukar
 

0 komentar:

Posting Komentar

 
;