LAPORAN PRAKTIKUM KLIMATOLOGI
PENGENALAN ALAT-ALAT PENGUKUR
CUACA
OLEH : KELOMPOK 1
1. ARIE WIRAWAN (D1D012001)
2. AGUSTINA R
SIMARMATA (D1D012017)
3. MUHAMMAD
ILYAS BAHRI R. (D1D012029)
4. TRI AGUNG
SAPUTRA (D1D012045)
5. IRA NATASYA
CAROLINE H (D1D012047)
PROGRAM STUDI : KEHUTANAN
DOSEN PENGAMPU :
Ir. Heri Junedi, M.Sc
Yulfita
farni, SP., M.Si
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stasiun
meteorologi pertanian adalah suatu tempat yang mengadakan pengamatan secara
terus – menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) serta
pengamatan tentang keadaan biologi dari tanaman dan objek pertanian lannya.
Dalam persetujuan internasional, suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati
keadaan iklim selama 10 tahun berturut – turut hingga akan mendapatkan gambaran
umum tentang rerata keadaan iklimnya, batas – batas ekstrim dan juga pola
siklusnya.
Koordinasi secara luas mengenai pengumpulan dan
pengelolaan data meteorologi dilakukan oleh World Meteorology Organization
(WMO) yang berkedudukan di Geneva. Sedangkan untuk Indonesia koordinasi
dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dibawah
Dinas Perhubungan (Dishub) yang berkedudukan di Jakarta.
Peralatan yang digunakan dalam pengamatan cuaca sangat
banyak jumlah dan jenisnya. Peralatan – peralatan tersebut terdiri atas alat
pengukur curah hujan, pengukur kelembaban nisbi udara, pengukur suhu udara,
pengukur suhu, dan kelembaban nisbi udara, pengukur suhu tanah, pengukur suhu
air, pengukur panjang penyinaran matahari, pengukur kecepatan angin, dan
pengukur evaporasi.
Data anasir cuaca dan tempat-tempat berlainan baru dapat dibandingkan melalui cara pengukuran dan tingkat ketelitian sera ketepatan yang sama. Keseragaman yang dibutuhkan untuk pertukaran data cuaca secara internasional adalah :
Data anasir cuaca dan tempat-tempat berlainan baru dapat dibandingkan melalui cara pengukuran dan tingkat ketelitian sera ketepatan yang sama. Keseragaman yang dibutuhkan untuk pertukaran data cuaca secara internasional adalah :
a. Waktu pengamatan
b. Satuan anasir cuaca
c. Ketelitian dan ketepatan alat
d. Penentuan letak stasiun
b. Satuan anasir cuaca
c. Ketelitian dan ketepatan alat
d. Penentuan letak stasiun
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui cara kerja dan cara menggunakan peralatan mengukur iklim dan cuaca
2.
Mengetahui cara mengamati iklim dan cuaca
3.
Mengetahui tata letak dan pemasangan peralatan iklim dan cuaca
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara luas meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari atmosfer yang menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya serta
interaksinya dengan permukaan bumi di bawahnya. Dalam pelaksanaan pengamatannya
menggunakan hukum dan teknik matematik. Pengamatan cuaca atau pengukuran unsur
cuaca dilakukan pada lokasi yang dinamakan stasiun cuaca atau yang lebih
dikenal dengan stasiun meteorologi. Maksud dari stasiun meteorologi ini ialah
menghasilkan serempak data meteorologis dan data biologis dan atau data-data
yang lain yang dapat menyumbangkan hubungan antara cuaca dan pertumbuhan atau
hidup tanaman dan hewan. Lokasi stasiun ini harus dapat mewakili keadaan
pertanian dan keadaan alami daerah tempat stasiun itu berada. Informasi
meteorogis yang secara rutin diamati antara lain ialah keadaan lapisan atmosfer
yang paling bawah, suhu dan kelengasan tanah pada berbagai kedalaman, curah
hujan, dan curahan lainnya, durasi penyinaran dan reaksi matahari
(Prawirowardoyo, 1996).
Dalam
bidang pertanian, menurut Wisnubroto (1999) ilmu prakiraan penentuan kondisi
iklim atmosfer ini adalah untuk menentukan wilayah pengembangan tanaman. Iklim
mempengaruhi dunia pertanian. Presipitasi, evaporasi, suhu, angin, dan
kelembaban nisbi udara adalah unsur iklim yang penting. Dalam dunia pertanian,
air, udara, dan temperatur menjadi faktor yang penting. Kemampuan menyimpan air
oleh tanah itu terbatas. Sebagian air meninggalkan tanah dengan cara
transpirasi, evaporasi, dan drainase.
Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti penting dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam yang dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk pelaksanaan pemupukan dan pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan mempunyai arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah. Jadi, bidang pertanian ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).
Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti penting dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam yang dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk pelaksanaan pemupukan dan pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan mempunyai arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah. Jadi, bidang pertanian ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).
Pada
proses pengamatan keadaan amosfer kita ini, digunakan beberapa alat. Sebelum
ditemukan satelit meteorologi, satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran
menyeluruh mengenai keadaan atmosfer adalah dengan memasukkan keadaan yang
diamati pada stasiun cuaca di seluruh dunia ke dalam peta cuaca (Neiburger,
1982). Pada pengamatan keadaan atmosfer kita di stasiun cuaca atau stasiun
meteorologi digunakan beberapa alat yang mempunyai sifat-sifat yang hampir sama
dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian di dalam
laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti. Perbedaannya terletak pada
penempatannya dan para pemakainya. Alat-alat laboratorium umumnya dipakai pada
ruang tertutup, terlindung dari hujan dan debu-debu, angin dan lain sebagainya
serta digunakan oleh observer. Dengan demikian sifat alat-alat meteorologi
disesuaikan dengan tempat pemasangannya dan para petugas yang menggunakan
(Anonim, 2008).
Adapun
alat-alat meteorologi yang ada di Stasiun Meteorologi Pertanian diantaranya
alat pengukur curah hujan (Ombrometer tipe Observatorium dan Ombrograf), Alat
pengukur kelembaban relatif udara (Psikometer Assman, Psikometer Sangkar,
Higrograf, Higrometer, Sling Psikometer), alat pengukur suhu udara (Termometer
Biasa, Termometer Maksimum, Termometer Minimum, dan Termometer Maximum-Minimum
Six Bellani), alat pengukur suhu air (Termometer Maksimum-Minimum Permukaan
Air), alat pengukur panjang penyinaran matahari (Solarimeter tipe Jordan,
Solarimeter tipe Combell Stokes), alat pengukur suhu tanah (Termometer
Permukaan Tanah, Termometer Selubung Kayu, Termometer Bengkok, Termometer
Maksimum-Minimum tanah, Termometer Simons, Stick Termometer), alat pengukur
intensitas penyinaran matahari (Aktinograf), alat pengukur evaporasi (Panci
Evaporasi Kelas A, Piche Evaporimeter) dan alat pengukur kecepatan angin (Cup
Anemometer, Hand Anemometer, Biram Anemometer) (Prawirowardoyo, 1996).
Stasiun
meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan mengirimkan
kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata dan maksimum). Untuk yang keras
menyimpan modul-modul setiap 15 menit. Hal ini dapat menghasilkan kira-kira 20
nilai dari hasil rekaman untuk penyimpanan akhir disetiap interval keluaran.
Ukuran utama dibuat di stasiun meteorologi danau vida, pemakaian alat untuk
temperatur udara, kelembaban relatif, temperatur tanah (Fontain, 2002).
Hasil yang didapat setelah dilakukannya suatu pengamatan di stasiun cuaca atau stasiun meteorologi yakni data-data mengenai iklim. Di indonesia, berdasarkan ketersediaan data iklim yang ada di sistem database Balitklimat, hanya ada 166 dari 2.679 stasiun yang menangani data iklim. Umumnya hanya data curah hujan dan suhu udara, sehingga walaupun metode Penman merupakan yang terbaik, metode Blaney Criddle akan lebih banyak dipilih karena hanya memerlukan data suhu udara yang relatif mudah didapatkan (Runtunuwu et.al., 2008).
Model-model peramalan deret waktu umumnya cenderung tidak tajam dalam membahas aspek keterkaitan ruang. Sebaliknya pada model-model prediksi yang menggunakan analisis keterkaitan ruang antar stasiun atau analisis hubungan antar parameter umumnya diterapkan pada satu periode waktu tertentu dan mengabaikan keterkaitan deret waktu ( Pramudia et.al., 2008).
Hasil yang didapat setelah dilakukannya suatu pengamatan di stasiun cuaca atau stasiun meteorologi yakni data-data mengenai iklim. Di indonesia, berdasarkan ketersediaan data iklim yang ada di sistem database Balitklimat, hanya ada 166 dari 2.679 stasiun yang menangani data iklim. Umumnya hanya data curah hujan dan suhu udara, sehingga walaupun metode Penman merupakan yang terbaik, metode Blaney Criddle akan lebih banyak dipilih karena hanya memerlukan data suhu udara yang relatif mudah didapatkan (Runtunuwu et.al., 2008).
Model-model peramalan deret waktu umumnya cenderung tidak tajam dalam membahas aspek keterkaitan ruang. Sebaliknya pada model-model prediksi yang menggunakan analisis keterkaitan ruang antar stasiun atau analisis hubungan antar parameter umumnya diterapkan pada satu periode waktu tertentu dan mengabaikan keterkaitan deret waktu ( Pramudia et.al., 2008).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai pengenalan alat-alat pengukur cuaca
ini dilakukan di stasiun klimatologi Universitas Jambi, Mendalo Darat,
Kabupaten Muaro Jambi. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 10 April
2013, dimulai pada pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 11.40 WIB.
3.2 Alat dan
Bahan
Adapun
alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1.
Termometer Tanah
2.
Psikometer Standart
3.
Termometer Higrometer
4.
Termohigrograf
5.
Psikometer tipe sling
6.
Anemometer
7.
Termometer maximum & minimum
3.3 Prosedur Praktikum
1. Mendengarkan dosen
menjelaskan alat-alat pengukur cuaca
2. Memperhatikan alat-alat
pengukur cuaca yang tersedia
3. Mencatat cara kerja dari
masing-masing alat ukur cuaca
4. Mengambil gambar
masing-masing alat pengukur cuaca
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
A. TERMOMETER TANAH (SOIL THERMOMETER)
Termometer tanah adalah
sebuah termometer yang khusus dirancang untuk mengukur suhu tanah. Alat ini
berguna pada perencanaan penanaman dan juga digunakan oleh para ilmuwan iklim,
petani, dan ilmuwan tanah. Suhu tanah dapat memberikan banyak informasi yang
bermanfaat, terutama pemetaan dari waktu ke waktu. Ciri-ciri dari termometer
tanah adalah pada bagian skala dilengkungkan, namun ada juga yang tidak dilengkungkan.
Hal ini dibuat untuk memudahkan dalam pembacaan termometer dan menghindari
kesalahan paralaks.
Prinsip kerja termometer tanah hampir sama dengan
termometer biasa, hanya bentuk dan panjangnya berbeda. Pengukuran suhu tanah
lebih teliti daripada suhu udara. Perubahannya lambat sesuai dengan sifat
kerapatan tanah yang lebih besar daripada udara.
Pengamatan suhu tanah umumnya dilakukan pada kedalaman 5,
10, 20, 50, dan 100 cm. Pengukuran suhu tanah dilakukan pada tanah yang
tertutup oleh rumput maupun tanah yang terbuka. Pengukuran biasanya dilakukan
dalam areal stasiun pengamatan. Area ini dijaga agar tanah disekitarnya tidak
terganggu, tidak ternaungi maupun tergenang air.
Sampai kedalaman 20 cm digunakan termometer air raksa
dalam tabung gelas dengan bola ditempatkan pada kedalaman yang diinginkan.
Seperti pada gambar di atas termometer merk casella telah banyak digunakan pada
pengamatan meteorologi. Masing-masing termometer dipasang pada enamel hitam
dengan dukungan baja ringan membentuk sudut 30˚ yang memudahkan pembacaan
skala.
B. PSIKROMETER STANDAR
Alat
pengukur kelembapan udara terdiri dari dua termometer bola basah dan bola
kering. Pembasah termometer bola basah harus dijaga agar jangan sampai kotor.
Gantilah kain pembasah bila kotor atau daya airnya telah berkurang. Dua minggu
atau sebulan sekali perlu diganti, tergantung cepatnya kotor. Musim kemarau
pembasah cepat sekali kotor oleh debu. Air pembasah harus bersih dan jernih.
Pakailah air bebas ion atau aquades. Air banyak mengandung mineral akan
mengakibatkan terjadinya endapan garam pada termometer bola basah dan
mengganggu pengukuran. Waktu pembacaan terlebih dahulu bacalah termometer bola
kering kemudian termometer bola basah. Suhu udara yang ditunjukkan termometer
bola kering lebih mudah berubah daripada termometer bola basah. Semua alat
pengukur kelembapan udara ditaruh dalam sangkar cuaca terlindung dari radiasi
surya langsung atau radiasi bumi serta hujan.
C.
THERMOMETER-HIGROMETER ANALOG
RUANGAN TFA DOSTMANN HAAR-SYNTH
Thermometer-Higrometer Analog Ruangan TFA Dostmann
Haar-Synth,adalah alat hygrometer, alat pengukur
kelembaban udara untuk dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor),
ditambah fungsi termometer untuk mengukur suhu udara lingkungan. Thermometer
Hygrometer sangat berguna untuk memonitor kelembaban udara dalam laboratorium,
ruangan IT komputer server, dalam bidang peternakan maupun perkebunan. Fitur:
- Range Pengukuran Suhu: -10C …. +50C
- Range Pengukuran Kelembaban Udara (Humidity): 0% ….. 100%
- Diameter 100mm
- Hair Synthetic
D. TERMOHIGROGRAF
Menggunakan prinsip denga sensor rambut untuk mengukur kelembapan udara dan
menggunakan bimetal untuk sensor suhu udara. Kedua sensor dihubungkan secara
mekanis ke jarum penunjuk yang merupakan pena penulis diatas kertas pias yang
berputar menurut waktu. Alat dapat mencatat suhu dan kelembapan setiap waktu
secara otomatis pada pias. Melalui suatu koreksi dengan psikometer kelembapan
udara dari saat tertentu.
E.
PSYKOMETER TIPE SLING
Sling psikrometer merupakan alat
ukur parameter suhu bola basah dan suhu bola kering, yang digunakan pada
kecepatan udara antara 2 dan 5 m/s. Menurut Smith (2008), Sling psikrometer
memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi.
1.
Proses pemanasan
Pada proses pemanasan, terjadi peningkatan suhu bola
kering, suhu bola basah, entalpi, dan volume spesifik dari udara lembab,
sedangkan pada kelembaban relatif terjadi penurunan. Perubahan tidak terjadi
pada kelembaban mutlak, suhu titik embun, dan tekanan uap parsial.
2.
Proses pendinginan
Pada proses pendinginan, terjadi penurunan suhu bola
kering, suhu bola basah, dan volume spesifik, sedangkan pada kelembaban relatif
terjadi peningkatan. Perubahan tidak terjadi pada kelembaban mutlak, suhu titik
embun, dan tekanan uap parsial.
3.
Proses pemanasan
dengan humidifikasi
Pada proses pemanasan dengan humidifikasi terjadi
peningkatan parameter entalpi, kelembaban mutlak, tekanan uap, suhu bola
kering, suhu bola basah, suhu titik embun dan volume spesifik, sedangkan pada
parameter kelembaban relatif umumnya mengalami penurunan.
4.
Proses
pendinginan dengan dehumidifikasi
Pada proses pendinginan dengan dehumidifikasi terjadi
penurunan suhu bola kering, suhu bola basah, suhu titik embun, entalpi dan
volume spesifik.
5.
Proses
pencampuran
Pada proses pencampuran, hampir semua sifat
termodinamika udara mengalami perubahan, baik peningkatan maupun penurunan.
6.
Proses
pendinginan evaporatif
Pada proses pendinginan evaporatif terjadi penurunan
suhu bola kering, sedangkan pada suhu titik embun dan kelembaban mutlak terjadi
peningkatan. Perubahan tidak terjadi pada entalpi dan suhu bola basah.
7.
Proses
pengeringan.
Pada proses pengeringan, perubahan karakteristik
sifat-sifat termodinamika udara serupa dengan proses pendinginan evaporatif.
F.
ANENOMETER
Sensornya
terdiri dari tiga atau empat buah mangkok yang dipasang pada jari-jari yang
berpusat pada suatu sumbu vertikal atau semua mangkok tersebut terpasang pada
poros vertikal. Seluruh mangkok menghadap ke satu arah melingkar sehingga bila
angin bertiup maka rotor berputar pada arah tetap. Kecepatan putar dari rotor
tergantung kepada kecepatan tiupan angin. Melalui suatu sistem mekanik roda
gigi, perputaran rotor mengatur sistem akumulasi angka penunjuk jarak tiupan
angin. Anemometer tipe “cup counter” hanya dapat mengukur rata-rata kecepatan
angin selama suatu periode pengamatan. Dengan alat ini penambahan nilai yang
dapat dibaca dari satu pengamatan ke pengamatan berikutnya, menyatakan
akumulasi jarak tempuh angin selama waktu dari kedua pengamatan tersebut,
sehingga kecepatan anginnya adalah sama dengan akumulasi jarak tempuh tersebut
dibagi lama selang waktu pengamatannya.
Untuk
pengamatan angin permukaan, Anemometer dipasang
dengan ketinggian 1.5 meter dan 25 cm dan berada di tempat terbuka yang memiliki
jarak dari penghalang sejauh 10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau
sesuatu yang menjulang tinggi). Tiang anemometer dipasang menggunakan 3 buah
labrang/ kawat penahan tiang, dimana salah satu kawat/labrang berada pada arah
utara dari tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200.
Pemasangan
penangkal petir pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting terutama
untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki
ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan terhadap
sambaran petir.
G.
TERMOMETER
MAKSIMUM MINIMUM
Termometer
Maksimum dan Minimum adalah alat untuk mengukur suhu maksimum dan minimum dalam
jangka waktu tertentu. Termometer dipasang dengan alat penunjuk skala yang terletak
diatas permukaan air raksa. Termometer jenis ini pertama kali diperkenalkan
oleh James Six Bellani yang kemudian lebih dikenal dengan termometer
maksimum-minimum six bellani.
Termometer
Maksimum Minimum bekerja dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam.
Saat suhu naik, air raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian.
Saat suhu turun, air raksa tertahan pada katup dan tidak dapat kembali ke
bohlam membuat air raksa tetap di dalam tabung. Pembaca kemudian dapat membaca
temperatur maksimum selama waktu yang telah ditentukan. Untuk mengembalikan
fungsinya, termometer harus diayun dengan keras.
Temperatur Maksimum
Fungsi
Termometer
maksimum berfungsi untuk mengukur suhu maksimum yang terjadi dalam 1 hari dan
diamati setiap jam 12:00 UTC atau jam 19:00 WIB. Hasil baca suhu maksimum harus
lebih tinggi atau serendah-rendahnya sama dengan suhu udara hasil pembacaan
dari termometer bola kering yang tertinggi pada hari yang bersangkutan
Pengamatan Suhu Udara Maksimum
- Baca termometer maksimum dengan cepat dan cermat
sampai persepuluh derajat terdekat
- Setelah dibaca keluarkan termometer dengan
hati-hati
- Pegang bagian ujungnya dengan baik dimana bagian
bolanya ada di bawah
- Ayun/dikibas-kibaskan termometer tersebut
berulang-ulang dengan lengan tetap lurus sampai air raksa yang terputus
tersambung kembali dengan sempurna
- Kembalikan termometer maksimum tersebut ke
tempatnya semula dengan hati-hati
- Pada saat mengembalikan, termometer maksimum
harus dipegang dengan dua tangan sedikit miring dengan bagian bolanya lebih
rendah dan bagian bolanya diletakkan terlebih dahulu kemudian baru bagian ujung
tabungnya.
Temperatur Minimum
Fungsi
Termometer
minimum berfungsi mengukur suhu minimum yang terjadi dalam 1 hari dan diamati
setiap jam 00:00 UTC atau jam 07:00 WIB. Hasil bacasuhu minimum harus lebih
rendah atau setinggi-tinggi sama dengan suhu udara hasil pembacaan dari
termometer bola kering yang terendah pada hari yang bersangkutan. Pengamatan
Suhu Udara.
Pengamatan Suhu Udara Minimum
- Pada pengamatan suhu minimum skala yang dibaca
adalah skala yang ditunjuk oleh ujung indeks yang terletak lebih jauh dari bola
termometer
- Baca termometer minimum dengan cepat dan cermat
sampai persepuluh derajat terdekat
- Setelah dibaca, keluarkan termometer dengan
hati-hati
- Pegang termometer dan miringkan dengan bolanya
berada lebih tinggi agar indeksnya meluncur ke bawah sampai berhenti menempel
pada minikus (alkohol)
- Kembalikan termometer minimum tersebut
ketempatnya semula dengan hati-hati
- Pada saat mengembalikan, termometer minimum harus
dipegang dengan dua tangan sedikit miring dengan letak bolanya lebih tinggi dan
bagian ujungnya diletakkan terlebih dahulu kemudian bagian bolanya diletakkan
dengan hati-hati agar ujung indeks tetap menempel pada miniskus.
BAB V
KESIMPULAN
1.
Alat-alat anasir cuaca yang digunakan pada stasiun klimatologi antara lain alat
pengukur curah hujan, kelembaban nisbi udara, pengukur suhu udara, pengukur
suhu dan kelembaban nisbi udara, pengukur suhu air, pengukur suhu tanah,
pengukur panjang penyinaran matahari, pengukur intensitas penyinaran, pengukur
kecpatan angin, dan pengukur evaporasi.
2.
Data yang dihasilkan oleh masing-masing alat pengukur anasir cuaca memiliki
kualitas yang berbeda-beda.
3.
Pengamatan data secara manual memerlukan pemantauan yang lebih rajin dan
teliti, namun bila salah satu alat rusak tidak akan mengganggu kinerja alat
yang lain.
SARAN
1. Dalam melakukan pengamatan lapangan dengan menggunakan
alat-alat pengamatan, di harapkan haruslah berhati-hati menggunakan alat karena
harga dari alat-alat yang begitu mahal.
2. Melakukan pegamatan haruslah dengan teliti supaya
mendapatkan hasil yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1. 2011. Pengenalan
Alat-Alat. (http://smarttien.blogspot.com/2011/03/pengenalan-alat-alat- meteorologi.html). Diakses
tanggal 12 April 2013.
Anonim 2. 2011.
Alat-alat Klimatologi
(http://katahatimutiara.wordpress.com/2011/11/21/alat-alat-klimatologi/)
Diakses tanggal 12 April 2013
Neiburger,
M. 1982. Understanding our Atmospheric Environment. Freeman Company, New York
and Oxford.
Pramudia,
A., Y. Koesmaryono, I. Las, T. June, I W. Astika, dan E. Runtunuwu. 2008.
Penyusunan model prediksi curah hujan dengan teknik analisis jaringan syaraf
(neural network analysis) di sentra produksi padi di Jawa Barat dan Banten.
Jurnal Tanah dan Iklim 27: 11-12.
Prawiroardoyo,
S. 1996. Meteorologi. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Runtunuwu, E., Syahbuddin, H., dan A. Pramudia. 2008. Validasi model pendugaan evapotranspirasi : upaya melengkapi sistem database iklim nasional. Jurnal Tanah dan Iklim 27: 8 – 9.
Runtunuwu, E., Syahbuddin, H., dan A. Pramudia. 2008. Validasi model pendugaan evapotranspirasi : upaya melengkapi sistem database iklim nasional. Jurnal Tanah dan Iklim 27: 8 – 9.
0 komentar:
Posting Komentar